Saat itu aku merasa Tuhan mempermainkanku. Sungguh, Tuhan sangat tidak bijaksana sampai dimana aku tahu, Tuhan punya rencana untuk merapikan Lembaran Riwayat Kehidupanku dan mengikatnya dengan pita emas, tentu bukan Lembaranku saja.
Saat itu, bagaimana aku akan mengatakan bahwa Tuhan sangat baik jika aku dipaksanya untuk menangis. Sekali lagi, sungguh Tuhan tidak bijaksana sampai aku menyadari air mataku itu justru mencuci bersih kaca antara aku dan orang lain yang punya Lembaran Riwayat Kehidupan tak jauh berbeda denganku.
Entah, tiba-tiba saja aku jatuh pada sebuah ruang besar berisi Layar Langit. Di Layar Langit aku melihat tayangan-tayangan Lembaran Riwayat Kehidupan orang yang tidak pernah kutemui sebelumnya. Aku terkagum, aku iba, aku sedih, dan aku menangis, tapi apa daya aku ditempatkan pada sebuah kursi penonton yang sangat jauh dari layar.
Lalu aku bertanya pada para pemain Layar Langit, "hei, kalian mempermainkanku? Skenario apa ini?".
Salah satu dari mereka menjawab, "Jika aku bisa meminta, aku pun tidak ingin berada disini. Ini skenario Tuhan".
Aku pernah menjadi pemain untuk skenario lain tapi terlalu sering pula menjadi penonton.
Aku memaki dalam hati walau aku tidak berani mengatakan bahwa aku memaki Tuhan, setidaknya aku memaki keadaan. Ah, lagi-lagi Tuhan tidaklah bijaksana sampai aku mendengar dan melihat kuasa-Nya.
Kini aku mengerti, Semua itu agar aku belajar melihat, agar aku bersyukur akan apa yang aku sudah miliki dan jalani saat ini. Manusia cenderung menyalahkan keadaan, menyalahkan oranglain, bahkan menyalahkan Tuhan atas segala sesuatu yang dianggapnya sebagai sebuah "Kemalangan" atau "Kutukan". Aku pun begitu.
Manusia cenderung terlalu cepat menyimpulkan bahwa yang tidak diinginkannya adalah keburukan. Aku sering sekali begitu.
Manusia cenderung menuntut hal-hal besar dan mujizat dari Tuhan untuk memperbaiki hidupnya, padahal diri manusia sendiri seringkali tidak setia dengan perkara-perkara kecil. Ah, aku pun termasuk ke dalam kategori manusia ini.
Ya, Tuhan adalah Tuhan yang teramat baik, Tuhan yang bijaksana dan DIA masih Tuhan, sekarang sampai selamanya. Karena DIA adalah Tuhan yang mau merapikan Lembaran Riwayat Kehidupan ciptaan-Nya dengan Pita Emas bersama Lembaran-lembaran lainnya agar kita dapat belajar membaca dan menonton kehidupan orang lain, belajar mengisi yang tidak ada menjadi ada, belajar melihat peran kita bagi orang lain, dengan kata lain menjadi bijaksana bagi diri sendiri dengan bersyukur, berterima kasih, dan setia pada Tuhan.
Aku tidak pernah menyesal berada dalam tumpukan lembaran itu atau berada dalam ruang besar berlayar langit tempat dimana Lembaran dijadikan tayangan pembelajaran.
Post a Comment
Ada Pertanyaan??
Silahkan Comment :)
Thanks